faizahistiblog

A fine WordPress.com site


Leave a comment

Dakwah Multimedia

Jumat, 19 Juli 2013

Investigasi : Makanan (Tak) Halal dan (Tak) Sehat

“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik (thayib) dari apa yang telah dirizkikan kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah dan kamu beriman kepada-Nya”
QS Al Maidah : 88
Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Sebagai orang Islam sudah pasti makanan yang masuk dalam tubuh kita haruslah makanan yang halal. Makanan halal itu sudah pasti sehat tapi makanan sehat itu belum tentu halal, baik dari segi mendapatkannya maupun dari jenis makanan yang akan kita makan.
Makanan yang baik untuk dikonsumsi sudah sesuai dengan perintah agama atau baik bila di konsumsi oleh tubuh kita. Seharusnya kita memulai sadar untuk hidup berkualitas secara fisik dan spiritual.
Sekarang ini kita sering menyaksikan di masyarakat yang seolah-olah tidak pernah puas dengan makanan yang telah diberikan Allah dari hasil yang baik-baik, dan sering mencari-makanan-makanan yang tidak baik bagi kesehatan tubuh, baik dari cara mendapatkannya dan juga dari cara mengkonsumsikannya.
Di beberapa media juga sering diberitakan makanan yang dicampur dengan berbagai macam bahan, tanpa memperhatikan apakah bahan yang dicampur itu halal dan baik dengan mudahnya kita mengikuti, apa yang ditawarkan padahal belum tentu cocok dengan kebutuhan tubuh kita, maka timbullah segala jenis penyakit.
Bukan hanya konsumen, penjual pun juga melakukan berbagai kecurangan untuk meraih keuntungan yang besar, tanpa memikirkan bahaya yang akan mengancam konsumennya. Video di atas memberikan contoh bagaimana MAN (nama samaran) menggunakan boraks pada gemblong yang dia buat. Sehingga gemblong bikinan MAN bisa awet dan masih bisa di jual keesokan harinya, tanpa takut menjadi basi.
Semua itu dilakukan karna sifat manusia yang tidak pernah puas dan hanya mengikuti hawa nafsu saja. Nafsu menikmati makanan tanpa memperhatikan kehalalannya. Dan nafsu memperoleh keuntungan besar tanpa jalan yang benar.

PROFIL

Leave a comment

ISTIFAIZAH, PATI O8 September 1993. S1 IAIN WALISONGO SEMARANG FAKULTAS DAKWAH Jurusan Komuikasi Penyiaran Islam (KPI). Suka menulis, bahkan beberapa karya tentang puisi-puisinya misal ; ayah..!!, kasihku kasihmu, dll. Seni adalah kehidupan. kehidupan penuh dengan seni, jadi dimana pun saya berada dan kapan pun selalu dengan seni. karena seni adalah keindahan. hheeeee ^_^


Leave a comment

PAPER

TEORI-TEORI KOMUNIKASI

PAPER

BUDAYA ORGANISASI

Pengertia Budaya Organisasi

Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya yang diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan masyarakat satu dengan yang lain dalam cara berinteraksi dan bertindak menyelesaikan suatu pekerjaan. Budaya mengikat anggota kelompok masyarakat menjadi satu kesatuan pandangan yang menciptakan keseragaman berperilaku atau bertindak. Seiring dengan bergulirnya waktu, budaya pasti terbentuk dalam organisasi dan dapat pula dirasakan manfaatnya dalam memberi kontribusi bagi efektivitas organisasi secara keseluruhan. Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya.[1] Sistem makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi.[2]

Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian budaya organisasi menurut beberapa ahlI :

  1. Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001:391), budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri.
  2. Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263), budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi.
  3. Menurut Robbins (1996:289), budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu.
  4. Menurut Schein (1992:12), budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada anggota termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir dan merasakan masalah yang dihadapi.
  5. Menurut Cushway dan Lodge (GE : 2000), budaya organisasi merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara para karyawan berperilaku. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan budaya organisasi dalam
    penelitian ini adalah sistem nilai organisasi yang dianut oleh anggota organisasi, yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari para anggota organisasi.

Sumber-sumber Budaya Organisasi

Menurut Tosi, Rizzo, Carrol seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:264), budaya organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

  1. Pengaruh umum dari luar yang luas mencakup faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan atau hanya sedikit dapat dikendalikan oleh organisasi.
  2. Pengaruh dari nilai-nilai yang ada di masyarakat keyakinan-keyakinan dn nilai-nilai yang dominan dari masyarakat luas misalnya kesopansantunan dan kebersihan.
  3. Faktor-faktor yang spesifik dari organisasi organisasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam mengatasi baik masalah eksternal maupun internal organisasi akan mendapatkan penyelesaian-penyelesaian yang berhasil. Keberhasilan mengatasi berbagai masalah tersebut merupakan dasar bagi tumbuhnya budaya organisasi.

Fungsi Budaya Organisasi

Menurut Robbins (1996 : 294), fungsi budaya organisasi sebagai berikut :

  1. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.
  2. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
  3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang.
  4. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
  5. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.

Ciri-ciri Budaya Organisasi

  1. Menurut Robbins (1996:289), ada 7 ciri-ciri budaya organisasi adalah:
  2. Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana karyawan didukung untuk menjadi inovatif dan mengambil resiko.
  3. Perhatian terhadap detail. Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan kecermatan, analisis dan perhatian terhadap detail.
  4. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
  5. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek pada orang-orang di dalam organisasi itu.
  6. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, ukannya individu.
  7. Keagresifan. Berkaitan dengan agresivitas karyawan.
  8. Kemantapan. Organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi yang sudah baik.
    Dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini, akan diperoleh gambaran majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi dasar untuk perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi itu, bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya, dan cara para anggota berperilaku (Robbins, 1996 : 289).